Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers

Minggu, 15 April 2012

Etika Ilmiah dan Pancasila


Ilmu pengetahuan dan teknologi tradisional pada awalnya bersifat evolusioner (lambat dan filetis) sehingga tidak menimbulkan masalah besar bagi manusia. Dalam perkembangannya menjelang akhir abad XX kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat, hingga makin terpisah jauh meninggalkan agama, etika, hukum, ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, yang berakibat timbulnya berbagai macam problem dalam berbagai bidang.
Ilmu pengetahuan timbul dari usaha manusia memahami alam, yang kemudian pengetahuan diterapkan untuk kepentingan umat manusia. Pertumbuhan dan penyebaran ilmu pengetahuan secara horisontal menyebabkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi memasuki berbagai kebudayaan yang menimbulkan reaksi besar.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini merupaan evolusi kuantum yang berlangsung dengan lonjakan besar,laju yang tinggi dan mengandung harapan baru bagi manusia. Sehingga perlu pendampingan dari sisi agama dan etika agar tidak salah arah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada ahirnya akan mempengaruhi kehidupan, sehingga perlu memperhatikan beberapa faktor :
1.                  Birokrasi dan teknokrasi
2.                  Eksploitasi alam memuncak
3.                  Militerisasi kehidupan
4.                  Eksperimentasi
5.                  Emansipasi dari ruang dan waktu
6.                  Komersialisasi

Diperlukan etika ilmiah untuk membatasi pengaruh buruk ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap manusia. Etika ilmiah yang umum meliputi ilmu pengetahuan yang murni maupun yang dipakai serta etika khusus yang merupakan spesialisasi dan profesi. Etika ilmiah merupakan sebagian dari fungsi ilmu pengetahuan, sehingga karena pembagian tugas dan fungsi antara berbagai disiplin dan profesi inilah etika juga terbagi- bagi.
Indonesia dengan Pancasila-nya mempunyai prinsip besarnya yang cukup luas dan mendasar untuk mencakup segala persoalan etika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu :
1.                  Monoteisme
2.                  Humanisme
3.                  Nasionalisme
4.                  Demokrasi
5.                  Keadilan sosial

Sila-sila tersebut kait-mengait dan berinteraksi sehingga menghasilkan pengertian-pengertian yang lebih luas. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplentasi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang irasional dan rasional, antara rasa dan akal. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dikembalikan kepada fungsi semula., yaitu untuk kemanusiaan. Sila Persatuan Indonesia, mengkomplementasi universalisme dan internasionalisme sehingga sistem tidak mengabaikan sistem dan subsistem. Yang universal dan yang lokal harus dapat hidup secara harmonis. Sila Kerakyatan mengimbangi autodinamika ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta mencegah tekhnologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Sila Keadilan Sosial menekankan keadilan Aristoteles dalam pengembangan, pengajaran, penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Pancasila berdiri teguh diatas Bhinneka Tunggal Ika. Dalam penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi harus disadari bahwa manusia berbeda-beda, sekaligus tunggal dalam hal-hal yang asasi. Manusia berhak untuk berbeda dan berkewajiban untuk bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar